Album cover adalah bagian depan dari sebuah kemasan produk rekaman suara komersial (
album). Sebutan ini bisa berarti kertas yang dicetak untuk menyampul kemasan album berisi piringan berukuran 10" dan 12", album berisi
compact disc atau kaset.
Album cover juga bisa berarti kantung yang berfungsi sebagai pelindung dari sebuah piringan. Saat ini,
album cover juga bisa berarti gambar yang merepresentasikan bentuk
digital dari sebuah album atau lagu dari album tersebut.
Contoh album cover untuk piringan hitam
Di awal abad ke-20, saat lagu masih direkam ke dalam bentuk piringan hitam vinyl,
album cover muncul dengan wajah yang polos, hanya mencantumkan informasi-informasi dasar dari sebuah album.
[1] Di
cover bagian depan, biasanya dicantumkan nama
grup atau
musisi, judul album, dan penghargaan apa saja yang telah diraih oleh grup atau musisi tersebut. Sedangkan di
cover bagian belakang, dapat ditemukan daftar lagu yang ada di album tersebut beserta durasi dari tiap lagu, nama anggota grup, dan kredit bagi mereka yang telah membantu dalam komposisi dan bidang teknis. Lalu di sisi ‘tipis’ dari album
cover dapat ditemukan nomor katalog, judul album, nama grup atau musisi,
label rekaman, dan tanggal. Bagian ini berguna bila ingin menemukan sebuah album saat album tersebut diposisikan berjajar dalam sebuah rak dengan album-album lainnya.
Album cover dulu tidak seperti yang kita lihat saat ini. Pada awalnya,
album cover diciptakan hanya untuk melindungi piringan dari debu, kotoran, dan goresan-goresan lainnya.
[1]
[sunting] Perkembangan
Namun seiring berkembangnya kreativitas dari para pelaku di industri musik, di pertengahan abad ke-20, baik artis rekaman maupun label rekamannya mulai memproduksi album dengan
cover yang menunjukkan foto dari si artis rekaman, judul album, atau visualisasi lain yang menarik. Saat itu telah disadari bahwa
album cover tidak hanya berfungsi untuk melindungi piringan di dalamnya, tapi juga untuk menyampaikan atau
mengkomunikasikan visi dan identitas yang dikehendaki oleh artis rekaman maupun label rekamannya, dan juga untuk menunjukkan segi artistik dari sebuah album dan mewakili suasana dari album tersebut.
[1]
[sunting] Desain Modern
Album cover modern pertama yang diciptakan oleh Alex Steinweiss untuk perusahaan rekaman Columbia (1939)
Walaupun begitu, definisi
album cover sebagai salah satu bentuk seni bermula saat
perusahaan rekaman Columbia mempekerjakan
Alex Steinweis, seorang
graphic designer, sebagai art director pertamanya. Pada tahun 1939, Steinweiss menghasilkan album cover pertamanya dalam album yang berjudul “Smash Songs by Rodgers & Hart, the Imperial Orchestra directed by Richard Rodgers”. Steinweiss dengan kreatif menirukan garis melingkar berwarna merah dari piringan rekamannya dan memadukannya dengan fotografi. Ia juga menciptakan album cover untuk album koleksi lagu-lagu Beethoven, yang kemudian terjual 800% lebih baik dibandingkan edisi sebelumnya yang polos. Steinweiss memunculkan ide untuk mengganti label standar dari
album cover dengan karya seni yang orisinil. Ia pun diakui merupakan orang yang memperkenalkan desain kemasan album modern yang masih berlaku sampai saat ini. Kesuksesannya pun diikuti oleh
graphic designer lainnya. Mereka pun ikut mendesain
album cover artis rekaman dan mendapat sorotan dari publik dalam waktu singkat. Desain
album cover pun dengan cepat menjadi bagian yang fundamental bagi produksi sebuah album untuk dapat mengkomunikasikan maksud dan makna dari lagu-lagu di dalamnya, dan proses pembuatannya pun juga tidak singkat karena membutuhkan kesepakatan dari sang
graphic designer dan juga artis rekaman atau label rekamannya.
Album cover pun menjadi sama krusialnya dengan video klip, serta lagu itu sendiri.
[2]
Seiring berjalannya waktu, ukuran kanvas yang digunakan untuk
album cover mulai mengecil menjadi persegi berukuran 12 inci sampai persegi dengan ukuran
compact disc seperti yang umum ada di pasaran saat ini. Dengan semakin berkembangnya teknologi,
album cover pun muncul dalam bentuk yang baru, yaitu visualisasi bagi rekaman digital yang dapat diunduh dari internet atau gambar dengan format tertentu yang berdampingan dengan suatu rekaman atau album, yang biasa disebut sebagai
thumbnail image. Perdebatan pun muncul di kalangan para desainer dan pelaku lainnya di industri musik tentang masa depan dari
album cover dan format-format lain sedang dikembangkan oleh berbagai pihak untuk memberikan solusi bagi
album cover yang dirasa akan surut perlahan-lahan.
Bentuk
album cover bisa bermacam-macam. Ia bisa muncul dalam wujud seperti jaket yang membungkus piringan atau
compact disc, kertas
cardboard yang dicetak, dan saat ini juga dalam bentuk visualisasi rekaman digital bagi
file yang diungguh dari internet, yang biasa disebut dengan
album art.
[sunting] Masa Depan Album Cover
Di zaman di mana semakin banyak hal dikonversi ke dalam bentuk digital, beberapa kalangan, terutama kalangan para desainer, mulai memperdebatkan kelangsungan hidup dari
album cover. Bila melihat sejarahnya, memang
album cover selalu mengalami kompresi secara berkala, dari rekaman vinyl, lalu kaset, lalu
compact disc, sampai akhirnya ke bentuk yang lebih kecil dan lebih simpel lagi, yaitu bentuk digital. Beberapa desainer mengatakan bahwa
album cover suatu saat akan mati karena semakin banyaknya bentuk rekaman dalam bentuk digital tersebut, yang bisa didapatkan dari
internet dengan mudah. Walaupun rekaman digital tersebut mengikutsertakan gambar visual atau
thumbnail image, seringkali visualisasi tersebut menghilang saat rekaman musik diunduh.
[3] Namun, di sisi lain, desainer juga mengatakan bahwa
album cover masih akan terus bertahan karena kebutuhan para grup atau musisi dan juga label rekaman untuk mewujudkan visi kreatif dan menunjukkan identitas diri mereka serta mewakili dan mendukung karya musik mereka.
[4] Oleh karena itu, para desainer sedang bekerja untuk mengangkat kembali
album cover sebagai bentuk seni. Mereka bereksperimen dengan berbagai sarana atau tools baru dan memikirkan ide-ide untuk menciptakan ulang
album cover di era digital. Pernyataan ini didukung dengan adanya solusi digital dalam bentuk
iTunes LP yang diperkenalkan
Apple pada tanggal 9 September 2009 untuk
album cover yang interaktif. Pengguna iTunes dapat melihat lirik dan karya seni dalam sebuah album atau rekaman dan berpindah-pindah di antaranya melalui komputer dan
iPod. Selain itu, ada Wamo dari
Warner Music Group, di mana para pengguna telepon genggam di Jepang diberikan album digital dengan nada dering, video, lagu dan wawancara artis. Setelah karya seni digital dimainkan di komputer dan alat-alat portabel, di waktu yang akan datang, akan terdapat kemungkinan keikutsertaan alat-alat lain seperti
Xbox 360,
Playstation 3, atau
Wii.
[3] Masa depan
album cover bergantung pada format digital apa yang akan dikembangkan untuk memainkan hal itu nantinya. Bila format-format baru ini terus dikembangkan, maka standar baru untuk memainkan rekaman dan
album cover digital pun akan muncul suatu saat nanti.
[4] Selain itu, masih banyak orang dari kalangan tertentu yang lebih menyukai
album cover dalam ukuran yang diperuntukan untuk rekaman vinyl. Hal ini disebabkan karena vinyl menawarkan sesuatu yang format-format lain tidak miliki, yaitu koneksi pribadi.
[5] Album cover rekaman vinyl memengaruhi aspek-aspek kehidupan di tahun 1940-an, seperti mode, gaya hidup, dan nilai-nilai sosial, sehingga
album cover tersebut memiliki nilai sejarah dan keunikan tersendiri, bukan hanya bagi mereka yang tinggal di era 1940-an, tapi juga mereka yang tinggal di masa kini yang menghargai
album cover vinyl tersebut. Kedudukan
album cover pun tidak akan mati karena benda ini bisa menjadi barang koleksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar